Senin, 23 November 2015

(Pa)hit.

Kisah ini terlalu pahit untuk dikenang..
Bapa, aku memang sangat mencintaimu, maafkan anakmu yang teramat sering tidak menghargai setiap kerja kerasmu. Aku tau, engkau pun mencintai mama dan aku kan? Namun, entahlah aku tak mengerti apa yang sesungguhnya terjadi antara keluarga bapa dan mama.
Sampai bapa dipanggil oleh-Nya, ada keluarga bapa yang mencaci maki aku Pa. Ia mengatakan aku tak pernah menjenguk, padahal, aku seringkali menjenguk mu lewat belakang rumah dengan jalan yang sangat sulit untuk dilalui. Hanya karna Dia tidak tau akan hal itu, Dia mencaci ku pa. Teramat sakit hati ini atas ulah mereka. Dia merasa dialah orang yang paling berjasa dalam hidup bapa.
Boleh aku membenci dia? Andaipun engkau tak memperbolehkan, rasa ini tetap ada, terlalu sesak dada ini mengingat peristiwa itu.
Aku tau Pa, jika ada orang yang tidak baik terhadap kita, kita tidak boleh membalas dengan hal buruk terhadapnya. Tapi untuk saat ini aku tidak bisa meredam rasa kesal, sakit hati dan benci ini.
Andai kala itu aku tak di tahan untuk mengayunkan pukulan keras terhadap orang itu, mungkin kini ia sedang terbaring di rumah sakit.
Harga diriku diinjak injak Pa, andai akupun tidak melihat jasad mu yang telah terbujur kaku, aku akan berontak sekeras mungkin untuk melakukan pukulan itu.
Inilah kali pertama bagiku memendam amarah yang teramat besar. Semoga Allah mau memaafkanku Pa.
Dan semoga Allah menempatkan mu ditempat yang terbaik .
Aku mencintaimu.
19.09
151123

Tidak ada komentar:

Posting Komentar